September 09, 2016

Berkah Dewi di Dunia yang Indah Ini! Jilid 3 Bab 1 (Bagian 5)

Penerjemah: Vee
Editor: Switch, Phenk

Hei, Kazuma, bangunlah ....

Bagian 5
“Hei, nasinya kurang! Terus, bagian atas daging ini, aku ingin tambahkan mayones! Hoi, siapa yang memasak ini?! Aku ingin bertemu dengan juru masaknya!”

Aku masih depresi karena telah membuat kesalahan yang fatal, dan si berandalan di sampingku ini berisik sekali.

Pria yang ditahan karena makan tidak bayar sekarang malah pilih-pilih soal kualitas makanan. Mungkin aku juga harus meniru sikapnya dia yang tidak tahu malu itu.
.... Meski sebenarnya aku tidak ingin melakukan hal sebejat itu.
“Hei, Kazuma. Semangat, dong. Aku saja entah sudah berapa kali jadi terdakwa di pengadilan dan sampai tidak bisa terhitung dengan jariku. Kau tidak akan menjadi petualang sejati jika belum pernah masuk ke kantor polisi. Kita berdua besok akan dibawa ke pengadilan, jadi ayo makan sepuasnya dan istirahat yang cukup. Aku akan memberimu beberapa makanan enak. Polisi di sini tidak suka kekacauan, jadi mereka akan mengabulkan apa pun permintaanmu jika kau berani mengeluh sedikit.”
Setelah berkata begitu, Dust mulai mengeluh lagi dengan suara yang keras sampai terdengar ke seluruh kantor.

Tapi pada akhirnya, polisi memperingati Dust agar tidak macam-macam dan memukulnya. Dust tiba-tiba jadi diam dan aku pun beranjak tidur untuk bersiap menghadapi hari esok.

Semakin larutnya malam, aku terbangun karena guncangan dan suara ledakan dari kejauhan, seperti kemarin malam.
Aku langsung duduk dan mendengar suara Aqua berbicara dengan pelan, “Kazuma! Hei, Kazuma, bangunlah!”
Mendengar suaranya, aku beranjak ke tembok dekat jendela dan berkata:
“Ternyata kau ke sini lagi. Apa yang terjadi kemarin malam? Apa semuanya baik-baik saja?”

“Megumin dan Darkness yakin kalau tidak ada yang melihat mereka saat melarikan diri, tapi mereka masih dicurigai atas insiden ledakan karena beberapa alasan. Kemampuan investigasi di dunia ini memang luar biasa. Tapi jangan khawatir, aku sudah memaksa mereka mengenakan tudung yang mereka tidak sukai, supaya mereka tidak bisa ditemukan kali ini.”

Tidak peduli bagaimana kau mengatasinya, yang jadi masalah bukan karena tidak terlihat ketika melakukan tindakan kriminal, tetapi jumlah orang yang bisa menggunakan sihir ledakan di kota ini itu hanya sedikit.

Kesampingkan dulu soal itu, aku sudah menunggumu dari kemarin malam, tahu! Kenapa kamu masih belum melarikan diri? Aku menunggumu sampai kepalaku penuh tumpukan salju, aku bahkan sampai dipergoki polisi beberapa kali, ngenes banget, asli.”

“Itu karena gemboknya tidak pakai kunci, tapi pakai sandi dengan digit angka yang diputar. Dan lagi pula aku tidak memiliki kemampuan untuk membobol gembok, jadi mana bisa aku membobolnya hanya dengan seutas kawat.”
Mendengar perkataanku, Aqua lalu diam sejenak.

“... Boleh juga kantor polisi ini, aku tidak menyangka penjara mereka keamanannya sangat ketat.”

“Itu cuma gembok 8 digit, hoi. Yang lebih penting, apa yang kau rencanakan sekarang? Jika aku tidak kabur malam ini, aku akan disidak besok di pengadilan.”
Mendengarku berkata seperti itu, Aqua mendengus beberapa kali, dia terlihat sangat percaya diri.

Dari mana kepercayaan dirinya itu berasal?

“Rencana yang kemarin masih asal-asalan, kali ini aku sudah mempersiapkan dua buah gergaji. Aku akan melemparkan satu ke sana.”

.... Gergaji?

“.... Kau ingin menyuruhku memotong jendela besi itu dan melarikan diri?”

Maka dari itulah, karena batas waktunya sampai besok siang dan kita tidak punya banyak waktu, jadi cepat lakukan saja!”
Setelah mengatakan itu, Aqua melempar sebuah gergaji melalui cela-cela jeruji besi.

Aku mengerti, jika kita berdua bekerja sama, kita bisa mempercepat proses pemotongan jeruji besinya.

Tapi masalahnya—

“.... Jendelanya terlalu tinggi dari sini, aku tidak bisa mencapainya.”
Jendelanya dipasang di tempat yang cukup tinggi di dinding untuk mencegah para tahanan kabur, aku bahkan tidak bisa meraihnya meskipun melompat.

“Jangan khawatir. Aku tidak bodoh. Aku sudah memperkirakan hal seperti ini akan terjadi. Karena itulah aku sudah antisipasi dengan membawa tangga. Kamu bisa memotong jendelanya menggunakan tangga ini. Jika hanya satu orang yang memotong akan memakan banyak waktu, tapi jika kita berdua bekerja sama pasti akan sempat.”

Begitu rupanya.

Lalu, bagaimana caramu memasukkan tangga itu kemari? Dorong paksa masuk melalui cela-cela jeruji besi?”
Aqua lalu terdiam beberapa saat ketika aku menanyakan hal sesimpel itu.

“…. Tunggu sebentar.”
Setelah mengatakan hal itu, Aqua berlari.

Tidak lama kemudian—
Tidak, Ini adalah ... benda yang sangat dibutuhkan oleh Kazuma. Aku harus memberikan ini padanya ....”
“Aku tidak pernah mendengar ada seseorang yang mencoba mengirimkan benda seperti itu ke dalam sel penjara. Dan juga sedang apa kau di sini larut malam ....”
Suara Aqua terdengar dari kejauhan.

Dia tampaknya sedang berusaha agar penjaga mau membawakan benda itu kepadaku.

Sepertinya aku juga harus belajar bersikap polos seperti si idiot itu.

Anehnya, mendengar Aqua dan penjaga bertengkar dari kejauhan, justru membuatku tidak gelisah mengingat diriku akan dibawa ke pengadilan besok.

Untuk menghilangkan barang bukti, aku melempar gergaji itu keluar dari jendela, lalu menarik selimut kembali dan tidur.

<< Sebelumnya Selanjutnya >>

0 komentar:

Post a Comment