September 12, 2016

Berkah Dewi di Dunia yang Indah Ini! Jilid 3 Bab 1 (Bagian 6)

Penerjemah: Vee
Editor: Switch

 Chris kawaii ....

Bagian 6
Sistem peradilan di dunia ini sangat sederhana. Jaksa akan mengumpulkan bukti-bukti dan terdakwa akan dibela oleh perwakilan dari terdakwa.

Jika hakim memutuskan bahwa tuduhan itu benar, maka dia akan diadili.
Tidak ada pengacara di dunia ini, jadi terdakwa hanya bisa dibela oleh teman atau kerabatnya.

Struktur bangunan pengadilan ini juga sama seperti pengadilan di Jepang, sang terdakwa akan diborgol dan bersama wakilnya akan berdiri di tengah ruang pengadilan. Hakim, jaksa, dan penggugat akan duduk di hadapan mereka dengan jarak yang tidak terlalu jauh.

Saat ini—

“Tidak perlu begitu tegang. Jangan khawatir, kami akan selalu berada di pihakmu.”
Kata Megumin mencoba menenangkanku yang begitu gugup sampai-sampai seluruh tubuhku mati rasa.

Ya, benar.

Yang berdiri sebagai perwakilan pembela di pihakku adalah seluruh anggota party-ku.
Kenapa malah jadi begini?

Yang duduk di kursi jaksa adalah Sena, dia sedang menatapku dengan tatapan yang dingin, aku pun sampai tidak bisa menyembunyikan kegugupanku.

“Jangan khawatir. Serahkan semuanya padaku. Ras penyihir merah memiliki tingkat intelektual yang tinggi. Aku akan membuat jaksa itu menangis karena berani berdebat denganku.”
Yang sedang berdiri di samping kananku sambil berkata dengan percaya diri adalah pengacara pembelaku, Megumin.

“Jangan khawatir. Jika keadaannya berubah di luar dugaan, aku akan mencari cara untuk membantumu. Lagi pula kamu sama sekali tidak bersalah dalam insiden ini.”
Kata Darkness yang sedang berdiri di samping kiriku.

Mereka terlihat meyakinkan, aku jadi sedikit tenang .... Tetapi—

“Serahkan saja padaku! Sebagai wanita yang suci, kata-kataku pasti bisa meyakinkan mereka! Pokoknya serahkan saja semuanya padaku!”

Benar, biang masalahnya adalah gadis ini. Aku meminta Aqua untuk mendekat dan membisikinya:
“Dengar baik-baik Aqua. Aku mohon padamu, tolong jangan berkata apa pun. Jika kau diam dengan tenang selama pengadilan ini berlangsung, aku akan membelikanmu  kepiting salju merah.”
<TL Note: Kepiting merah salju ini maksudnya makanan.>

Kamu ini bicara apa, sih? Kalau kamu dijatuhi hukuman penjara atau hukuman mati, kamu tidak akan bisa membelikanku kepiting. Jangan khawatir, seseorang yang paling berpengalaman sebagai pengacara adalah aku. Kamu suka main game, kan? Kamu pernah dengar kan kalau orang-orang di Jepang sering bermain ‘Based Attorney’ dan ‘Manganronpa? Aku sudah pernah memainkan keduanya.”
<TL Note: Plesetan dari Ace of Attorney dan Danganronpa.>

“Oke, aku mengerti sekarang. Jadi aku mohon, jangan berkata apa pun.”
Aqua menanggapi permintaanku dengan memalingkan wajahnya, seakan kecewa.

Gadis ini—!

—Pria paruh baya muncul sebagai hakim dan memukul meja dengan palu.

“Mohon perhatian! Kita akan mulai persidangan untuk terdakwa Satou Kazuma atas tindakan menjatuhkan negara! Orang yang menggugat adalah Tuan Alexei Barnes Alderp!”
Sesuai isyarat hakim, seorang pria gemuk berdiri.
Dia berbadan tinggi dan besar. Kepalanya botak mengkilap. Seorang pria paruh baya yang memiliki bulu begitu lebat.

Jadi, dia ini si Tuan Tanah yang menggugatku.

Tuan Tanah Alderp melotot ke arahku, seolah-olah memandang rendah diriku. Lalu, dia menatap mesum ke arah tiga gadis yang berada di sampingku.

Setelah memandangi setiap lekukan dari tubuh Aqua dan Megumin, dia lalu beralih memandangi Darkness ....
Dan kemudian dia berdiri kaku dengan ekspresi terkejut.

“Hei, orang tua gemuk itu terus memandangi kami. Aku merasakan aura bejatnya sampai-sampai matanya jelalatan begitu.”

Saya mohon hentikan tatapan mesum Anda itu. Dan bukankah dia hanya melirik ke arah Darkness?”

“Dia memandanginya sangat lama. Matanya seperti mata Kazuma ketika dia memandangi Darkness yang sedang berjalan di sekeliling rumah dengan pakaian yang minim.”

Eh? Hoi, jangan asal menuduh, ya! A-Aku tidak pernah memandangi Darkness dengan tatapan mesum begitu ….”
Saat aku sedang menjelaskan dengan panik dan melihat ke arah Darkness, aku menyadari kalau dia berbalik menatap ke Tuan Tanah.

“.... Ada apa denganmu, Darkness? Apa kau merasa terganggu dengan tatapan orang tua itu?”

“.... Ah, aku baik-baik saja, kok. Bukan karena itu …. Aku akan menceritakannya padamu nanti.”
Darkness terlihat cemas, tapi aku tidak punya waktu untuk bertanya padanya ketika palu hakim berbunyi lagi.

“Harap tenang! Sayalah yang akan memberikan izin berbicara selama persidangan. Jaksa, harap maju ke depan! Kami sudah mempersiapkan benda sihir di sini, jadi siapa yang berbohong selama persidangan akan ketahuan. Ingat baik-baik ketika hendak berbicara.”
Sang hakim mengetuk meja kembali, dan Sena pun kemudian berdiri.

“Saya akan membacakan tuntutannya .... Sang terdakwa, Satou Kazuma, ikut serta berpartisipasi dengan para petualang lainnya dalam pertarungan melawan Mobile Fortress Destroyer (Benteng Perusak Bergerak) ketika hendak menyerang. Terdakwa memberikan perintah untuk membuang coronatite yang akan meledak dengan menggunakan teleportasi. Coronatite yang diteleportasikan ternyata tanpa diduga meledak di kediaman si penggugat, Tuan Alderp dan rumahnya pun hancur lebur. Sekarang, Tuan Alderp terpaksa harus tinggal di penginapan di kota ini.”
Ketika Sena sedang membacakan tuntutannya, si Tuan Tanah masih melirik ke arah Darkness.

“Ketika mengangkut monster, obat-obatan dan benda berbahaya yang bisa meledak, penggunaan teleportasi secara acak itu dilarang. Hal ini sudah tertulis jelas di dalam undang-undang, dan instruksi yang diberikan oleh terdakwa jelas bertentangan dengan undang-undang ini; Selain itu, membahayakan nyawa Tuan Tanah dapat berpotensi mengganggu jalannya pemerintahan negara. Oleh karena itu, jaksa meminta agar terdakwa dinyatakan bersalah atas tindakan menjatuhkan negara!”

“Keberatan!”
Kata-kata itu terdengar tepat setelah Sena baru saja selesei membacakan tuntutannya.
Aqua yang berdiri di sampingku maju ke depan, mengangkat tangannya sambil berteriak.

“Sekarang bukan waktunya pembela untuk berbicara. Mohon mengajukan permintaan terlebih dahulu sebelum Anda ingin angkat bicara. Baiklah, karena ini pertama kalinya Anda mengikuti persidangan, saya maklumi. Pihak pembela, silakan berbicara.”

Sang hakim mempersilakan Aqua, tetapi dia hanya menggelengkan kepalanya dengan ekspresi sangat puas:
“Tidak perlu. Aku hanya ingin mencoba mengatakan ‘keberatan’ saja, kok.”

“Pihak pembela hanya boleh berbicara ketika hendak membela sang terdakwa!”
Si bodoh ini, aku benar-benar ingin menamparnya dengan keras.

Aqua yang dimarahi oleh hakim ketika persidangan berlangsung tampak puas, dan kemudian kembali ke sampingku.

Sena yang baru saja ingin memulai aksinya tampak sedikit panik.
“... Em, itulah kurang lebih tuntutannya. Intinya, kami meminta agar Satou Kazuma dinyatakan bersalah atas tindakan menjatuhkan negara ....”

Setelah Sena selesai dan kembali ke tempat duduknya, Sang Hakim berkata:
“Selanjutnya, saya persilakan sang terdakwa dan pembelanya untuk berbicara. Silakan ajukan keberatan Anda.”

“—Jadi, Pimpinan Pasukan Raja Iblis Beldia dan Destroyer yang telah berhasil ditaklukkan itu semua adalah berkat usaha kerasku. Bukankah ini aneh aku malah justru dituduh atas tindakan menjatuhkan negara dengan semua kontribusi yang telah kuberikan pada kota ini. Seharusnya kalian itu memuji jasa besarku ini!”
Atas izin dari hakim, aku mengutarakan keberatanku di tengah persidangan.
Aku menceritakan betapa hebatnya diriku saat bertarung melawan Beldia.
Dan menegaskan bahwa betapa besarnya peranku dalam mengkomandoi pertarungan melawan Mobile Fortress Destroyer.

Sang hakim melirik ke arah lonceng pendeteksi kebohongan setiap kali aku mengutarakan pendapatku, tapi aku tidak keberatan akan hal itu.

Aku mungkin sedikit melebih-lebihkannya, tetapi aku tidak berbohong sama sekali.

“Cukup, cukup, saya mengerti apa yang ingin terdakwa sampaikan. Jaksa, silakan maju ke depan. Tolong tunjukkan bukti yang menunjukkan bahwa terdakwa dinyatakan bersalah atas tindakan menjatuhkan negara.”
Sang hakim bergegas menyuruh Sena untuk menunjukkan bukti dengan wajah geram.

Sena lalu memberikan isyarat kepada penjaga yang berdiri di sampingnya.

Melihat isyarat itu, si penjaga lalu berjalan ke ruang tunggu di pengadilan selagi Sena membuka selembar kertas dan membacakannya.
“Jaksa akan memberikan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa terdakwa adalah seorang teroris yang berusaha menjatuhkan otoritas negara, atau mungkin dia berhubungan dengan Pasukan Raja Iblis. Para saksi, dipersilakan untuk masuk!”

Dengan instruksi dari Sena, penjaga membawa masuk para saksi ke persidangan. Kebanyakan dari mereka adalah petualang.
Atau bisa dibilang begitu—
“Ahahaha .... Aku dipanggil kemari ....”
Saksi pertama adalah Chris yang melihat ke arahku dengan wajah yang tampak gelisah sambil menggaruk bekas luka di wajahnya.
Selain Chris Si Pencuri, seseorang yang dipanggil ke persidangan sebagai saksi wajah-wajahnya tampak terlihat tidak asing.

<< SebelumnyaSelanjutnya >>

0 komentar:

Post a Comment